Minggu, 07 Juni 2015
Tugas Soft Skill
ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA (PERIODE 2004 - 2011)
Putri Novaliza
Perbanas Institute
Atik Djajanti
Perbanas Institute
ABSTRACT
This research aimed to test
whether mergers and acquisitions affect the financial performance of public
enterprises in Indonesia. The Performance measured by financial ratios and
stock returns. The research was conducted at a public company listed on the Indonesian
Stock Exchange which performs merger and acquisition in the year 2004 to 2011.
Financial ratios observation period is 1 year before and compared with 4 years
in a row after mergers and acquisitions. The window period for stock returns is
5 days before and 5 days after mergers and acquisitions. The statistical test
used is the parametric paired sample t test. The test results of the financial
ratios, for comparison of 1 year before and 4 years in a row after the merger
and acquisition of nearly all imply that the financial performance did not
change significantly unless the return on total assets in the prior year ratio
of 1 to 4 years after the merger and acquisition. This research is also
strengthened by the return in the 5-day window‘s period. The results showed
that there was no significant difference in company stock returns before and
after mergers and acquisitions.
Keywords: Merger, Acquisition, Financial
Performance
PENDAHULUAN
Salah
satu strategi ekspansi perusahaan adalah dengan penggabungan usaha untuk
mendapatkan pengendalian atas aktiva atau operasional perusahaan-perusahaan
yang bergabung. Dengan
penggabungan usaha diharapkan dapat menimbulkan sinergi,
meningkatkan pangsa pasar, dan
diversifikasi usaha. Menurut Putra (2003;86) dua
bentuk penggabungan usaha yang
sering dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga
eksistensinya adalah dengan
melakukan merger dan akuisisi.
ISSN
2354-5550
|
1
|
Perusahaa
melakukan merger dan akuisisi harapannya agar kinerja keuangan perusahaan yang
bergabung dapat meningkat. Salah satu tolok ukur kinerja keuangan perusahaan
adalah rasio keuangan. Sedangkan dilihat dari sisi investasi keberhasilan suatu
perusahaan secara tidak langsung dapat diprediksi dari peningkatkan harga
sahamnya di bursa saham.
Artikel
ini membahas mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan
publik di Indonesia, yang diukur berdasarkan return saham dan rasio
keuangan yang meliputi rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan
profitabilitas.
TINJAUAN TEORETIS
Merger dan Akuisisi
Penggabungan
usaha dapat dilakukan melalui merger atau akuisisi. Merger menurut Foster
(1986:460) dalam Usadha dan Yasa (2009) adalah penggabungan usaha dari dua
perusahaan atau lebih, tetapi salah satu nama perusahaan masih tetap digunakan,
sedangkan yang lain melebur menjadi satu kesatuan hukum. Sedangkan akuisisi
menurut Foster (1986) dalam Helga dan Salamun (2006) adalah pembelian seluruh
atau sebagian besar kepemilikan baik dalam bentuk saham ataupun aktiva oleh
perusahaan lain. Akuisisi saham dilakukan dengan cara mengambilalih atau
membeli seluruh atau sebagian besar saham yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan yang diakuisisi dengan menggunakan kas, saham atau sekuritas lain.
Menurut Payamta dan Setiawan (2004) dengan akuisisi mengakibatkan beralihnya
pengendalian kepada perusahaan lainnya.
Motif
utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi menurut Brigham dan Houston
(2004:468-472) adalah sinergi, pertimbangan pajak, pembelian aktiva di bawah
biaya penggantinya, diversifikasi, insentif pribadi manajer, nilai residu.
Selain dari beberapa motif di atas, Sinuraya (1999:180-181) juga mengemukakan
alasan alasan dilakukannya merger. Alasan-alasan tersebut mungkin tidak mutually
exclusive tetapi dipertimbangkan bersama-sama yaitu untuk bisa beroperasi
dengan lebih ekonomis, memeroleh manajemen yang lebih baik, penghematan pajak
yang belum dimanfaatkan, untuk memanfaatkan dana yang menganggur
ISSN
2354-5550
|
2
|
Gie (1992) dalam Payamta dan Setiawan (2004)
mencatat beberapa manfaat merger dan akuisisi yaitu: komplementaris, pooling
kekuatan, mengurangi persaingan, menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan
Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia sebagai satu-satunya aturan atau undang-undang
akuntansi di Indonesia, juga mengatur mengenai penggabungan usaha. Terdapat
tiga pernyataan yang mengatur mengenai penggabungan usaha, yaitu SAK No. 4, SAK
No. 22, SAK No. 38.
Analisis rasio keuangan dan return
saham sebagai alat ukur kinerja perusahaan
Menurut
Payamta dan Setiawan (2004) kinerja merupakan hasil nyata yang dicapai yang
dipergunakan untuk menunjang kegiatan dalam suatu perusahaan. Pengukuran
kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan ataupun return
saham. Informasi rasio keuangan bersumber pada laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut
Subramanyam dan Wild (2010:42) analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang
sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk
rasio.
Menurut Brigham dan Houston (2001:78) dari sudut
pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa
depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan
digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan, yang lebih
penting, sebagai titik awal untuk perencananaan tindakan yang akan memengaruhi
peristiwa di masa depan.
Menurut
Halim (2003;30) dalam konteks manajemen investasi return adalah
merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Menurut Payamta dan Setiawan
(2004) peningkatan kinerja perusahaan akan tercermin dengan peningkatan return
saham. Pengamatan return saham digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan dalam jangka pendek.
ISSN
2354-5550
|
3
|
Penelitian Sebelumnya
Beberapa
penelitian di Indonesia telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh merger dan akuisisi
terhadap kinerja keuangan. Di antaranya adalah yang dilakukan oleh Payamta dan
Setiawan (2004) yang meneliti pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja
perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 1990-1996
dengan menggunakan rasio keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa, kinerja
perusahaan manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata tidak
mengalami perbaikan dengan sebelum melaksanakan merger dan akuisisi. Hasil
pengujian ini juga diperkuat dengan hasil pengujian terhadap abnormal return
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Abnormal return sesudah
pengumuman merger dan akuisisi bernilai negatif, sedangkan abnormal return
sebelum pengumuman merger dan akuisisi bernilai positif. Artinya kinerja perusahaan
dari sisi kinerja saham mengalami penurunan setelah pengumuman merger dan
akuisisi.
Helga
dan Salamun (2006) melakukan penelitian pada 30 sampel perusahaan go public yang
melakukan merger dan akuisisi selama tahun 2000-2002 untuk mengetahui
apakah peristiwa merger dan akuisisi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas merger dan akuisisi yang
dilakukan oleh perusahaan yang sudah go public tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pengumuman merger dan akuisisi. Dari penelitian ini juga
dapat disimpulkan bahwa secara kumulatif peristiwa merger dan akuisisi tidak
menciptakan peningkatan kemakmuran bagi pemegang saham perusahaan pengakuisisi
yang diukur dengan abnormal return.
Meta
(2009) juga melakukan penelitian yang berkaitan dengan merger dan akuisisi
yaitu apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi pada
saat sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan antara kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi.
Peneliti lain yang menggunakan rasio keuangan adalah
Usadha dan Yasa (2009) yang menggunakan rasio keuangan yang dikelompokkan ke
dalam tiga rasio,
ISSN
2354-5550
|
4
|
yaitu rasio likuiditas rasio
profitabilitas dan rasio solvabilitas. Penelitian dilakukan terhadap 10
perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2001-2002. Peneliti menemukan bahwa current ratio dan return on
investment secara statistik mengalami penurunan secara siginifkan setelah
melakukan merger dan akuisisi, sedangkan debt to equity ratio yang
mengalami peningkatan yang signifikan pada periode satu tahun setelah merger
dan akuisisi. Hasil tersebut mencerminkan terjadinya penurunan kinerja
perusahaan setelah melakukan merger dan tidak menghasilkan nilai tambah atau
sinergi.
Dan
peneliti selanjutnya adalah Santoso (2010), menggunakan rasio efisiensi yang
diukur dengan DEA (Data Envelopment Analysis) yang dipergunakan untuk
perbandingan kinerja bank dengan menggunakan rasio CAMEL. Hasil uji efisiensi
dengan metode DEA menunjukkan bahwa hanya 1 bank, yaitu Mandiri yang
memunyai kinerja efisien dan stabil setelah melakukan merger. Dan hasil untuk
uji efisiensi sebelum dan sesudah merger menunjukkan bahwa tidak semua tindakan
merger akan menghasilkan perbaikan kinerja yang signifikan pada bank-bank yang
melakukan merger dengan kondisi sebelumnya. Hanya terdapat 5 buah bank yang
mengalami perbaikan kinerja efisiensi secara signifikan. Peneliti juga
menyimpulkan bahwa kinerja (hasil merger) ditentukan oleh masing-masing skor
efisiensi bank.
Perumusan Hipotesis
Penelitian ini memperluas cakupan masa penelitian
dari 1 tahun sebelum dan membandingkannya dengan 4 tahun berturut-turut setelah
melakukan merger dan akuisisi untuk lebih mendapatkan gambaran pengaruh sebelum
dan setelah merger dan akuisisi, dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya. Untuk mengukur return saham digunakan periode jendela 5 hari, yaitu
5 hari sebelum dan 5 hari setelah merger dan akuisisi. Uji statistik yang
digunakan adalah paired sample t test.
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
Ho
: kinerja perusahaan tidak berbeda secara signifikan antara sebelum dan setelah
melakukan merger dan akuisisi.
ISSN
2354-5550
|
5
|
Ha
: kinerja perusahaan berbeda secara signifikan antara sebelum dan setelah
melakukan merger dan akuisisi
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan publik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Pengamatan dilakukan pada perusahaan yang melakukan merger dan
akuisisi tahun 2005-2007. Data laporan keuangannya periode tahun
2004-2011karena penelitian dilakukan untuk 1 tahun sebelum dan membandingkannya
dengan 4 tahun berturut-turut setelah merger dan akuisisi.
Operasional Variabel
Variabel
Independend atau Variabel Bebas (X) adalah merger dan akuisisi. Merger
adalah penggabungan usaha dari dua perusahaan atau lebih, tetapi salah satu
nama perusahaan masih tetap digunakan, sedangkan yang lain melebur menjadi satu
kesatuan hukum. Sedangkan akuisisi adalah pengambilalihan seluruh atau sebagian
besar saham perusahaan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
Variabel Dependend atau Variabel Terikat
(Y)adalah kinerja keuangan dengan indikator empat rasio keuangan, yaitu rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas dan
return saham.
|
|
|
Tabel 1
|
|
|||
|
|
Rasio Kinerja Keuangan
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rasio kinerja
|
|
Rumus
|
|
|
||
|
keuangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rasio Likuiditas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Current Ratio =
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
ISSN
2354-5550
|
6
|
|
|
|
|
Quick Ratio =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rasio
Aktivitas
|
|
Inventory Turnover =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
Total Asset Turnover =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rasio
Solvabilitas
|
|
Debt Ratio=
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
Total debt to equity =
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rasio
Profitabilitas
|
|
Return
on Total Assets =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
Return
on Common Equity =
|
|
|
||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
|
|
Net
Profit Margin =
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||
|
|
|
Operating
Profit Margin =
|
|
|
||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Weston dan Brigham (1994) dan Brigham dan
Houston (2001)
|
|
||||||||||||||||||||
Return saham dalam penelitian ini
adalah return saham yang abnormal (abnormal
|
|
||||||||||||||||||||
return). Abnormal
return merupakan selisih
antara tingkat keuntungan
yang
|
|
||||||||||||||||||||
sebenarnya (actual return)
dan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return).
|
|
Keterangan:
|
|
|
|
= abnormal return saham
i pada hari ke t
|
|
|
|
=
|
-
|
|
|
|
|
||
= actual return saham i
pada hari ke t
|
|
|
|
|
|
|
|
= return pasar saham
pada hari ke t
|
|
|
|
Actual
return return saham
diperoleh dengan mencari selisih antara harga saham penutupan harian
dikurangi harga saham hari sebelumnya kemudian dibagi dan harga saham hari
sebelumnya.
Keterangan:
= actual return saham i
pada hari ke t =
=
harga saham i pada hari ke t
= harga saham i pada hari ke t-1
ISSN
2354-5550
|
7
|
Expected
return dihitung
dengan menggunakan Market Adjusted Model. Dalam model ini expected
return merupakan return saham yang diukur dengan menggunakan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), return ini diperoleh dengan cara mencari
selisih antara IHSG pada hari tertentu dikurangi IHSG hari sebelumnya kemudian
dibagi IHSG hari sebelumnya.
Keterangan:
|
|
=
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
= return pasar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
= Indeks Harga Saham Gabungan
pada hari ke t
|
|
|
|
|
|
|
CAR = ∑
|
|
|
||||
= Indeks Harga Saham Gabungan
pada hari ke t-1
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata cumulative abnormal
return (CAR) dapat dihitung dengan menjumlahkan rata-rata tingkat
pengembalian abnormal (AR) setelah periode event secara
kumulatif, yaitu rata-rata CAR hari sebelumnya ditambah dengan rata-rata abnormal
return hari berikutnya.
Data
Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dari laporan
keuangan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Periode pengamatan tahun 2004-2011 pada perusahaan yang telah mempublikasikan
laporan keuangannya yang memunyai aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan
pada tahun 2005-2007. Tanggal merger dan akuisisi dapat diketahui secara jelas
dan sahamnya diperdagangkan secara aktif. Data harga saham yang digunakan
adalah periode 5 hari, yaitu 5 hari sebelum merger dan akuisisi dan 5 hari
setelah merger dan akuisisi.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
1) Uji Normalitas Rasio Keuangan
Uji normalitas data menggunakan
metode Kolmogorov-Smirnov Test. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui
apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ISSN
2354-5550
|
8
|
adalah berdistribusi normal atau tidak. Sampel
berdistribusi normal jika nilai probabilitas > taraf signifikansi yang
ditetapkan(α=0,05). Jika hasil uji menunjukkan sampel/data berdistribusi normal
maka uji beda yang akan digunakan adalah uji parametrik. Tetapi apa bila
sampel/data berdistribusi tidak normal maka uji beda yang akan digunakan adalah
uji non parametrik.
Tabel
2
Hasil uji normalitas rasio keuangan
RASIO
|
PROB.1TH
|
PROB.1TH
|
PROB.2TH
|
PROB.3TH
|
PROB.4TH
|
|
SEBELUM
|
SETELAH
|
SETELAH
|
SETELAH
|
SETELAH
|
|
|
|
|
|
|
Current Ratio
|
0,419
|
0,103
|
0,099
|
0,253
|
0,0695
|
|
|
|
|
|
|
Quick Ratio
|
0,128
|
0,1735
|
0,1205
|
0,3
|
0,2285
|
|
|
|
|
|
|
Inventory Turnover
|
0,0475(*)
|
0,09
|
0,151
|
0,231
|
0,0665
|
|
|
|
|
|
|
Total Asset
|
0,4925
|
0,486
|
0,496
|
0,441
|
0,499
|
Turnover
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Debt Ratio
|
0,3685
|
0,4985
|
0,3765
|
0,465
|
0,1475
|
|
|
|
|
|
|
Debt Ratio To
|
0,238
|
0,1275
|
0,4
|
0,0045(*)
|
0,0125(*)
|
Equity
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ROA
|
0,288
|
0,1105
|
0,4585
|
0,304
|
0,4905
|
|
|
|
|
|
|
ROE
|
0,3265
|
0,045(*)
|
0,16
|
0,005(*)
|
0,4985
|
|
|
|
|
|
|
NPM
|
0,1305
|
0,0295(*)
|
0,03(*)
|
0,0165(*)
|
0,0235(*)
|
|
|
|
|
|
|
OPM
|
0,132
|
0,032(*)
|
0,016(*)
|
0,01(*)
|
0,0075(*)
|
|
|
|
|
|
|
(*)
berdistribusi tidak normal, Probabilitas < (α=0,05)
Berdasarkan hasil uji normalitas
di atas, terlihat bahwa sebagian besar sampel berdistribusi normal yaitu
sebesar 74 %, sedangkan untuk sampel yang tidak berdistribusi normal sebesar
26%. Maka data rasio keuangan dapat disimpulkan berdistribusi normal. Sesuai
dengan asumsi normalitas maka uji statistik yang akan dipakai untuk rasio
keuangan adalah uji parametrik, yaitu uji Paired Sample T test.
ISSN
2354-5550
|
9
|
2) Uji Normalitas Return Saham
Table 3
Uji normalitas untuk Return Saham
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
|
|
5 hari sebelum
|
5 hari setelah
|
|
|
|
|
|
|
|
N
|
|
11
|
11
|
|
|
Normal Parametersa,,b Mean
|
-.0173155
|
.1398118
|
|
||
|
|
Std. Deviation
|
.03774551
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
.50078835
|
|
||
Most
|
Extreme Absolute
|
.372
|
.358
|
|
|
Differences
|
Positive
|
.247
|
.358
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
Negative
|
-.372
|
-.262
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1.235
|
1.188
|
|
||
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.095
|
.119
|
|
||
|
|
|
|
|
|
a. Test
distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari
tabel di atas sampel Return Saham setelah merger akuisisi berdistribusi
normal, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < α, yaitu 0.0475 < 0.05. sedangkan Return
Saham sebelum merger akuisisi tidak berdistibusi normal, namun karena nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) tidak terlalu kecil jika dibandingkan dengan α maka
dipilih untuk menggunakan uji parametrik, yaitu Paired Sample T test.
ISSN
2354-5550
|
10
|
3) Uji Paired Sample T test Untuk Rasio
Keuangan
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja
keuangan perusahaan antara sesudah dan sebelum merger dan akuisisi, maka
dilanjutkan dengan Uji Paired Sample T test dengan menggunakan
bantuan aplikasi SPSS 17.
ISSN
2354-5550
|
11
|
Jurnal Akuntansi
&
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hasil Paired Sample T Test
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No.
|
Ha
|
Rasio-rasio
|
1 tahun sebelum dan
|
1 tahun
|
|
1 tahun sebelum
dan
|
2
|
1 tahun sebelum
dan
|
|||||||
|
|
keuangan
|
setelah merger
akuisisi
|
|
tahun setelah
merger akuisisi
|
tahun setelah merger akuis
|
|||||||||
|
|
|
|
T hit
|
Sig(2
|
|
Simpulan
|
|
T
|
Sig (2
|
Simpulan
|
T
|
Sig (2
|
simpula
|
|
|
|
|
|
|
tailed)
|
|
|
|
hit
|
tailed)
|
|
|
hit
|
tailed)
|
|
1
|
|
CR
|
|
-0.981
|
0,350
|
|
Ha ditolak
|
|
-
|
0.308
|
Ha ditolak
|
-
|
0.148
|
Ha ditol
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.0
|
|
|
|
1.5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
75
|
|
|
|
69
|
|
|
2
|
|
QR
|
|
-0.223
|
0.828
|
|
Ha ditolak
|
|
-
|
0.7301
|
Ha ditolak
|
-
|
0.263
|
Ha ditol
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.3
|
|
|
|
1.1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
54
|
|
|
|
86
|
|
|
3
|
|
inventory
|
1.026
|
0.329
|
|
Ha ditolak
|
|
1.3
|
0.196
|
Ha ditolak
|
1.1
|
0.279
|
Ha ditol
|
||
|
|
TO
|
|
|
|
|
|
|
85
|
|
|
|
44
|
|
|
4
|
|
total
|
asset
|
-0.923
|
0.378
|
|
Ha ditolak
|
|
-
|
0.506
|
Ha ditolak
|
-
|
0.381
|
Ha ditol
|
|
|
|
TO
|
|
|
|
|
|
|
0.6
|
|
|
|
0.9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
90
|
|
|
|
16
|
|
|
5
|
|
DR
|
|
1.360
|
0.204
|
|
Ha ditolak
|
|
0.5
|
0.61
|
Ha ditolak
|
0.2
|
0.773
|
Ha ditol
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
26
|
|
|
|
96
|
|
|
6
|
|
DR
|
to
|
0.229
|
0.823
|
|
Ha ditolak
|
|
-
|
0.774
|
Ha ditolak
|
1.0
|
0.305
|
Ha ditol
|
|
|
|
equity
|
|
|
|
|
|
|
0.2
|
|
|
|
81
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
95
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
ROA
|
|
-0.46
|
0.656
|
|
Ha ditolak
|
|
-
|
0.124
|
Ha ditolak
|
-
|
0.283
|
Ha ditol
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1,6
|
|
|
|
1.1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
78
|
|
|
|
34
|
|
|
8
|
|
ROE
|
|
0.806
|
0.439
|
|
Ha ditolak
|
|
0.4
|
0.632
|
Ha ditolak
|
-
|
0.347
|
Ha ditol
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
94
|
|
|
|
0.9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
86
|
|
|
9
|
|
Net PM
|
0.562
|
0.578
|
|
Ha ditolak
|
|
0.1
|
0.886
|
Ha ditolak
|
0.5
|
0.563
|
Ha ditol
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
47
|
|
|
|
99
|
|
|
10
|
|
Operating
|
-1.292
|
0.226
|
|
Ha ditolak
|
|
-
|
0.106
|
Ha ditolak
|
-
|
0.121
|
Ha ditol
|
||
|
|
PM
|
|
|
|
|
|
|
1.7
|
|
|
|
1.6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
77
|
|
|
|
96
|
|
|
ISSN 2354-5550
Pada Tabel 4 terlihat bahwa dari
10 rasio keuangan yang diuji, dengan tingkat signifikansi 0.05 hampir semuanya
tidak signifikan. Hal tersebut terlihat dari nilai asym sig. > α = 5%
dan t hitung < t tabel = 1.8125 sehingga sampai ditolak dan Ho
masing-masing diterima. Hal tersebut memiliki makna bahwa merger dan akuisisi
tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Fakta ini
mengungkapkan bahwa keputusan perusahaan untuk melakukan merger dan akuisisi
bukan untuk tujuan ekonomis, tetapi lebih ke motif sinergi. Hanya rasio return
on total asset yang berbeda secara signifikan untuk 1 tahun sebelum
dan 4 tahun sesudah merger dan akuisisi. Hal tersebut tampak pada nilai asym
sig (0.0275)< α (5%) dan t hitung yang berada pada daerah terima.
Perbandingan
Return Saham 5 Hari Sebelum dan 5 Hari Setelah Merger dan Akuisisi.
Hasil pengujian secara jelas dapat dilihat di tabel berikut ini:
Tabel
5
Hasil
Paired Sample T Test
5
hari sebelum dan 5 hari setelah merger akuisisi
Keterangan
|
T hitung
|
Sig.(2-tailed)
|
Kesimpulan
|
|
|
|
|
Return Saham
|
-0.973
|
0.353
|
Ha ditolak
|
|
|
|
|
Dari tabel 5 terlihat bahwa
dengan tingkat signifikansi sig. 0.05 Return saham tidak memiliki
perbedaan secara signifikan. Hal tersebut terlihat dari nilai asym sig.
> α =
5%
dan t hitung < t tabel = 2.1318 sehingga ditolak dan Ho diterima. Fakta
tersebut menyimpulkan bahwa investor beranggapan bahwa merger dan akuisisi yang
dilakukan tidak memberikan sinergi atau manfaat ekonomis bagi perusahaan.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari
hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, terlihat bahwa tidak ada
perubahan secara signifikan dari kinerja keuangan perusahaan yang melakukan
merger dan akuisisi dilihat berdasarkan rasio keuangan untuk periode 1 tahun
sebelum dan 4 tahun berturut-turut setelah merger dan akuisisi, meskipun
terdapat satu rasio keuangan yang ada perbedaannya yaitu return on total
asset, untuk periode
ISSN
2354-5550
|
13
|
perbandingan 1 tahun sebelum dan
4 tahun setelah merger dan akuisisi, akan tetapi tidak dapat memberikan cukup
bukti bahwa merger dan akuisisi dapat meningkatkan kinerja ekonomis perusahaan.
Penelitian terhadap rasio juga diperkuat dengan hasil pengujian terhadap return
saham perusahaaan. Pengujian dilakukan pada periode jendela 5 hari yaitu 5 hari
sebelum dan 5 hari setelah melakukan merger dan akuisisi. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada return saham
perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Payamta dan Setiawan (2004) yang meneliti pengaruh merger
dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan dengan sampel perusahaan manufaktur
yang melakukan merger dan akuisisi pada periode tahun 1990-1996, dengan menguji
rasio dan return saham. Hasilnya menyatakan bahwa tidak adanya perubahan
yang signifikan terjadi pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi
dengan periode pengamatan 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan
akuisisi.
Selain
itu juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Helga dan Salamun
(2006) pada perusahaan go public yang melakukan merger dan akuisisi
selama tahun 2000-2002. Peneliti menggunakan indikator abnormal return.
Hasil dari penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman merger
dan akuisisi.
KESIMPULAN
Analisis
pengaruh merger dan akuisisi terhadap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dilakukan dengan menguji rasio keuangan dan return saham.
Hasil uji statistik untuk rasio keuangan perusahaan pada periode 1 tahun sebelum
dan 4 tahun berturut-turut setelah merger dan akuisisi menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi.
Sedangkan pada periode 1 tahun sebelum dan 4 tahun setelah merger dan akuisisi
hanya Return On Total Asset yang berubah secara signifikan.Walaupun ada
1 rasio yang berubah secara signifikan namun hal tersebut tidak memberikan
cukup bukti bahwa merger dan akuisisi berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
ISSN
2354-5550
|
14
|
Penelitian
terhadap rasio keuangan juga diperkuat dengan hasil pengujian terhadap return
saham perusahaaan. Pengujian dilakukan pada periode jendela 5 hari yaitu 5 hari
sebelum dan 5 hari setelah melakukan merger dan akuisisi. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada return saham
perusahaan sebelum dan setelah melakukan merger dan akuisisi. Fakta tersebut
menyimpulkan bahwa investor beranggapan bahwa merger dan akuisisi yang
dilakukan tidak memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan.
Motif
sinergi yang dapat menghasilkan peningkatan ekonomi perusahaan setelah
melakukan merger dan akuisisi ternyata bukanlah menjadi faktor utama perusahaan
dalam melakukan merger dan akuisisi. Terdapat pertimbangan lain seperti
penyelamatan perusahaan dari kebangkrutan, motif pribadi atau alasan lain yang
tidak dapat dilihat secara langsung pengaruhnya terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. (2001). Fundamentals
of Financial Management (Manajemen Keuangan). Jilid 1. Edisi
8.Terjemahan Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.
---------------------------------------------------.
(2004). Fundamentals of Financial Management (Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan). Jilid 2. Edisi 10.Terjemahan Ali Akbar Yulianto.
Jakarta: Salemba Empat.
Halim, Abdul.(2003). Analisis
Investasi. Edisi 1. Jakarta: Salemba empat.
Helga, Leo. & Salamun, Suyono. (2006). Pengaruh
Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Pengakuisisi di Bursa Efek
Jakarta Pada Tahun 2000-2002. Vol 1, Mei 2006.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009).
Standar Akuntansi Keuangan. IAI. Jakarta.
…………………………. (2010). Standar
Akuntansi Keuangan. IAI. Jakarta.
ISSN
2354-5550
|
15
|
Meta, Annisa CW. (2009). Analisis Manajemen Laba dan
Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan
Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009.
Payamta. & Setiawan, Doddy. (2004). Analisis
Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.7(3): 265-282.
Putra, I Nyoman Wijana Asmara. (2004). Merger dan
Akuisisi: Menambah Manfaat atau Masalah. Vol.9. No. 1, hlm. 86-92.
Santoso, T Ruddy. (2010). Pengaruh Merger Dan
Akuisisi Terhadap Efisiensi Perbankan di Indonesia. Jurnal akuntansi dan
keuangan.Vol.12(2):102-128.
Sinuraya, Murthada. (1999). Teori Manajemen Keuangan
(Edisi Revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Subramanyam, K.R. & Wild, John J. (2010). Financial
Statement Analysis (Analisis Laporan Keuangan). Jilid 1. Edisi 10.
Terjemahan Dewi Yanti. Jakarta: Salemba Empat.
Usadha, I Putu A. & Yasa, Gerianta W. (2009). Analisis
Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah
Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia. Vol.4, No. 2 Juli 2009.
Weston, J.Fred. & Brigham, Eugene F. (1994).
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 1. Edisi 9. Jakarta: Erlangga.
ISSN
2354-5550
|
16
|
Langganan:
Postingan (Atom)